Diduga Gorong-Gorong Terlalu Kecil, Jalan Usaha Tani di Sukarami Putus

oleh -100 Dilihat
oleh

Berandapublik.com – Tak mampu menahan debet Air, gorong –gorong Jalan Usaha Tani di Desa Sukarami Bengkulu Tengah hanyut.

Jalan Usaha Tani yang dibangun bersumber dari Dana Desa (DD) Sukarami Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah tahun 2024 putus. Gorong-gorong yang dipasang Pemerintah Desa di jalan tersebut hanyut terbawa air saat datang hujan beberapa waktu lalu.

Informasi ini disampaikan Ketua DPD Ormas Bidik Provinsi Bengkulu kepada awak media berandapublik.com Minggu, (2/6/24)

Ketua DPD Ormas Bidik Provinsi Bengkulu Zamhori Haryanto mengatakan, hal ini berdasarkan laporan masyarakat kepada pihaknya yang menjelaskan bahwa sejak putus sampai sekarang belum diperbaiki. Sehingga menjadi keluhan masyarakat yang tidak bisa mengangkut hasil pertanian mereka menggunakan kenderaan roda 4 maupun roda 2.

Zamhori mengatakan, persoalan ini sudah ia tanyakan kepada  Sarifudin, Kepala Desa Sukarami. Menurut Kades terang Zamhori, gorong-gorong itu hanyut karena tingginya intensitas hujan di wilayah itu.

“ sudah kita minta keterangan Kades, Kades beralasan itu karena curah hujan tinggi kala itu. Menyebabkan gorong-gorong tersebut hanyut,”  jelas Zamhori.

Lebih jauh Zamhori menjelaskan, keterangan Sarifudin cukup beralasan. Tetapi persoalannya bukan hanya itu. Dia menduga Gorong-gorong tersebut hanyut dikarenakan terlalu kecil.  Tidak mampu meresap debet air hujan yang turun.

“ alasan Kades masuk akal, tetapi kami menduga gorong-gorong itu terlalu kecil. Tidak mampu meresap air  hujan yang sudah tergenang, sehingga gorong-gorong itu hanyut beberapa meter,” terangnya.

Sarifudin, Kepala Desa Sukarami saat dikonfirmasi di hari yang sama membenarkan kalau beberapa waktu yang lalu gorong-gorong di jalan usaha tani tesebut hanyut.

“Benar gorong-gorong  itu sudah hanyut diakibatkan bencana banjir pada saat itu. Terkait soal gorong-gorong saya rasa sudah cukup pas, tapi yang namanya bencana itu tidak dapat kita prediksi. Mungkin kami selaku pelaksana salah memprediksi debit air tersebut. Kalau menurut kita melihat debit air tersebut gorong-gorong yang sebesar itu sudah pas pak, Karena airnya kecil,” kata Sarifudin.

Kades juga menjelaskan, jalan itu putus sudah dua kali. Saat putus pertama sudah diperbaiki dengan cara gotong royong bersama warga dan masyarakat yang memiliki lahan dan yang melintasi jalan tersebut

“ jalan itu putus sudah dua kali, saat putus pertama sudah diperbaiki bersama masyarakat yang mempunyai tanah di sekitar jalan itu, dan gorong-gorongnya kita ganti. Waktu ada bencana kita ada Dokumen dan berita acaranya,” terangnya.

Masih kata Kades, untuk tahun ini pihaknya belum bisa, karena rencananya akan dibangun rabat beton, alat atau mobil tidak bisa masuk membawa material.

“ Jadi kita menunggu APBD perubahan. Rencananya akan dibuat plat duiker lagi, dirubah jangan pakai gorong-gorong. Karena sudah pengalaman dua kali.”tutup Kades. (mag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *