Berandapublik.com – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Edwar – Ruslan diharapkan memimpin Kabupaten Mukomuko untuk periode 2024-2029 mendatang.
Harapan itu disampaikan Endarjo, salah seorang Tokoh masyarakat asal Jawa yang berdomisili di Kabupaten Mukomuko. Bahkan dia meyakini pasangan calon ini yang dinantikan dan diharapkan oleh masyarakat menjadi kepala daerah.
Hal itu diungkapkannya setelah ia bertemu dan berkomunikasi langsung dengan Calon Bupati Mukomuko Edwar Setiawan nomor urut 04 ini. Sabtu, (5/10/24) lalu.
“Saya merasakan walaupun sampean belum ke sini, rasa-rasa sudah datang ke sini,” ucap Endarjo, yang menetap di Desa Arga Jaya, Kecamatan Air Rami.
Endarjo, merupakan pensiunan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintah daerah, dan beliau dulunya pernah menjadi penyuluh pertanian lapangan (PPL) di daerah ini.
Disampaikannya, ada empat pasangan calon bupati dan wakil bupati yang ikut pemilihan kepala daerah Kabupaten Mukomuko 2024, terdiri dari Edwar-Ruslan, Sapuan-Wasri, Renjes-Rismanaji, dan Choirul Huda -Rahmadi. Ia menilai, sosok Edwar Setiawan itu, dari sekian orang yang tulus, belum ada yang lain.
Untuk itu dalam pemilihan kepala daerah ini, ia menyarankan, kepada calon bupati Edwar Setiawan untuk mendekatkan diri sedekat mungkin dengan masyarakat, sambil berdoa dan berikhtiar.
Ia juga mengungkapkan, selama ini mengapa masyarakat menjauh, karena pemimpinnya selalu menjauh. Seharusnya pemimpin itu mendekatkan diri, itu yang dipelajari, setelah sedekat mungkin dengan masyarakat, berdoa sambil berusaha.
“Kalau kita sudah dekat dengan masyarakat, walaupun kita ada kurang, tuhan mencapainya, walaupun jadi itu tadi, kalau tidak ke bumi dikasih orang. Bupati kita yang sebelumnya ada dua orang, tapi kalau kita dengan jalan yang benar itu bisa jadi,” ujarnya.
Persoalan pembangunan di Mukomuko ini, ia menyarankan sebaiknya dimulai dengan pemberdayaan masyarakat, mulai pembangunan manusia seutuhnya sesuai dengan amanah Undang-undang. Menurutnya kalau pemimpin melakukan itu untuk kepentingan masyarakat dan sesuai amanah Undang-undang, apa yang diinginkan mudah-mudahan dapat terwujud.
“Orang kaya itu bukan duitnya banyak.
Saya ketemu orang banyak duitnya tapi mengeluh, tapi ketemu yang tidak punya duit kadang-kadang enak, makan juga enak.” tutupnya. (mnr/rls)