Berandapublik.com – Peristiwa Demonstrasi Siswa di SMP Negeri 10 Mukomuko diduga kuat ada dalang yang menggerakkan.
Demostrasi (Demo) menuntut Kepala SMP Negeri 10 di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto Kabupaten Mukomuko, agar mundur dari jabatannya diduga digerakkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Yeni Minarni, S.Pd didemo para siswanya sendiri lantaran sikapnya dianggap semena-mena terhadap siswanya.
Akan tetapi sikap yang dianggab semena-mena dan beredar vidio pengakuan murid yang mengaku kepalanya dibentur dan ditendang olek kepala SMP ini, belum ada yang melaporkan pada polisi. Baik sebagi saksi maupun sebagai korban ke pihak yang berwajib, tindakan apa yang sudah dilakukan kepala sekolah ini kepada muridnya.
Kepala SMP Negeri 10 Mukomuko ketika dikonfirmasi awak media berandapublik.com melalui pesan Whats Appnya mengatakan, tuntutan murid itu ada beberapa item, salah satunya belum ada wali kelas.
Mengenai wali kelas, Dia sebagai kepala sekolah sudah meminta Edris, wakil kurikulum untuk menghubungi guru agar menjadi wali kelas.
Menurut Edris Kata Yeni, untuk dijadikan sebagian wali kelas tenaga honorer, yang PNS dan PNS Sertifikasi mengajar 24 jam, dirasa kurang maksimal jadi wali kelas. Sehingga ditugaskan tenaga honorer. karena tidak dibayar dari dana bos kepala sekolah mengusulkan kepada pembantu bendahara komite sekolah, agar dapat menyampaikan kepada ketua Komite, sebaiknya honorer dibayar dengan dana komite sekolah.
Masih kata Yeni Minarni, untuk guru yang akan dijadikan wali kelas itu, Ada yang sanggub jadi wali kelas ada juga yang tidak.
Dari keterangan Idris sambung Yeni, guru yang sanggub jadi wali kelas ini meminta jasanya dibayar melalui dana BOS. Permintaan guru itu ditolaknya, karena tidak ada juklak atau juknis dana BOS itu untuk membayar jasa wali kelas
” Permintaan itu tidak saya kabulkan, sebab tidak ada juklak atau juknis dana bos itu untuk membayar jasa wali kelas, maka dari itu sampai sekarang belum ada wali kelas dan masih dalam proses,” kata Yeni. Rabu, (2/8/23).
Seorang warga di Mukomuko saat dihubungi awak media berandapublik.com yang meminta namanya tidak ditulis mengatakan, dia meyakini ada dalang yang mengatur para murid untuk melakukan demo. Alasannya jauh dari kemungkinan, murid yang masih labil itu bisa menuntut sedemikian rupa.
” Sangat tidak mungkin bahkan jauh dari kata mungkin. Murid SMP bisa melakukan demo kalau tidak ada yang nyuruh,” kata sumber.
Ditanya apa tanggapan sumber adanya demo itu, kepala SMPN 10 nantinya sampai dimutasi?.
Sumber mengatakan, Dinas Pendidikan Mukomuko seharusnya tidak mengabulkan tuntutan murid, malah akan terlihat janggal. Meskipun secara instansi berhak melakukan itu. Menyelesaikan persoalan tidak harus dengan mutasi, seakan lari untuk menengahi suatu persoalan.
” Sebaiknya permintaan itu tidak dituruti, malah makin janggal dan ada kemungkinan hal ini akan terjadi lagi di Mukomuko, bila permintaan itu dipenuhi. Kita tahu, kepala sekolah tidak berhadapan langsung dengan murid, yang berhadapan langsung adalah dewan guru. Pendapat saya yang dimutasi itu dalangnya, bukan kepala sekolahnya. Bisa jadi nanti andaikan kades demo, yang dipecat bupati,” ujar sumber sembari tertawa kecil.
Selain itu, ia menilai dan mengecam demo saat upacara bendera, itu merupakan acara sakral yang melibatkan sang merah putih. Jika dugaan itu didalangi oknum guru, maka rasa nasionalisme oknum guru itu dipertanyakan. Karena rasa nasionslisme itu diperlukan.
” Jika dalangnya oknum guru, rasa nasionalisme oknum tersebut tidak ada. Orang-orang seperti itu tidak pantas jadi pemimpin,” kecamnya.
Ia berharap kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersikap bijak, dan aparat penegak hukum dapat melakukan penyelidikan, mencari siapa dalang demo siswa ini. Agar nanti dalangnya dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku, dianggab mencoreng dan merendahkan instansi pendidikan.
Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan Mukomuko, Epi Mardiani, S Pd, ketika dikonfirmasi mengenai informasi ini, Kamis, 3/8/23, tidak banyak komentar, hanya mengatakan akan berkoordinasi terlebih dahulu.
” Terima kasih infonya. Nanti kami akan koordinasikan,” jawab Kadis Singkat.(mag)