Ormas Bidik Kembali Soroti Aktifitas 3 Tambang Batubara di Bengkulu Tengah

oleh -176 Dilihat
oleh

Berandapublik.com – Tiga Perusahaan yang bergerak dibidang tambang batubara di Kab, Bengkulu Tengah yakni PT. Inti Bara Perdana (IBP), PT, Bengkulu Bio Energi (BBE). PT. CS Grub dikeluhkan Masyarakat desa Penyangga hususnya Desa Tanjung Raman Kecamatan Tabah Penanjung.

Hal itu disampaikan oleh Ketua DPD Ormas Bidik Bengkulu Kepada awak media berandapublik.com, Jum’at (7/6/24) kemarin petang.

” Diduga karena ulah mereka sungai Kemumu menjadi keruh, dan Pemotongan aliran air sungai kemumu menjadi danau,” tambah Zamhori.

Selaku Ketua DPD Ormas Bidik Provinsi Bengkulu, Zamhori Haryanto sangat menyangkan ulah tiga perusahaan pertambagan Batubara yang terkesan kebal hukum. Karena menurut Zamhori sudah beberakali diberitakan pura-pura tidak tahu. Ia mengaku yang disampaikan Ormas Bidik adalah keluh kesah masyarakat Desa Tanjung Raman

Seharusnya kata Zamhori, pihak dari ketiga perusahaan itu menerangkan teknologi, sesuai yang berdasarkan pada efektivitas dan efisiensi, melaksanakan konservasi Batubara, mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan, memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai dengan PP No 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan Pasca tambang

” Kalau begitu itu akan membahayakan masyarakat dan hewan ternak peliharaan,” tutup Zamhori.

Awak media ini meminta tanggapan dari Direktur PT IBP, Pebi. Namun ia menyarankan agar meminta tanggapan dari Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Bengkulu (APBB), Sutarman.

Kepada media ini ada beberapa hal yang disampaikan Sutarman, antara lain ;
1. Hal terkait ini, sudah lama dibahas oleh beberapa media, LSM dan pemerhati lingkungan. kadesnya pun sudah langsung konfirmasi ke kami. Jadi bukan saja baru dari media berandapublik.com.

2. Terkhusus di LBP pengawasan lingk oleh pemerintah sudah sangat ketat, baik oleh Esdm, LHK, maupun Proper. Namun semua ada acuan dan parameternya, Air keruh bukan berarti air tercemar karena ada baku mutunya, apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini karena di hulu sana areal terbuka akibat perambahan hutan juga sangat besar dan luas.

3. Media ini disarankan untuk meminta konfirmasi ke pemerintah terkait terlebih dahulu. Pihaknya siap untuk membahas bersama bila diperlukan.(mag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *