Berandapublik.com – Kasus yang menerpa Kepala SMP Negeri 10 di Desa Agung Jaya, Kecamatan Air Manjuto Kabupaten Mukomuko kembali diterpa isu yang tak sedap. Pasca dirinya didemo siswanya sendiri beberapa hari lalu.
Pasalnya informasi yang diterima redaksi berandapublik.com, ia diisukan menelpon dan mengintimidasi siswa yang mengatakan kepala sekolah yang menghantuk dan menendang kepalanya seperti yang beredar dalam vidio yang berdurasi 1, 45 menit itu.
Ketika dikonfirmasi awak media kemarin petang, Yeni mengaku memang ada menelpon siswa itu, tetapi menanyakan baik-baik dimana dirinya melakukan pemukulan. Dirinya membantah informasi yang beredar kalau dia mengintimidasi siswanya. Bahkan dia mengaku tak tahu dimana siswa itu tinggal.
“Saya menanyakan baik-baik. Kapan saya tendang dia dan dimana. Itu sehari sebelum saya ke polsek,” kata Yeni. Kamis, 4/8/23
Dia menerangkan, keesokan harinya, pada hari rabu itu dia didampingi sang suami mendatangi Polsek Lubuk pinang untuk konsultasi.
” Keesokan harinya kurang lebih setengah sembilan sudah berangkat ke Polsek Lubuk Pinang. Karena saya tidak bisa mengendarai kenderaan, saya diantar suami. Pukul setengah tiga baru pulang ke rumah,” terang Yeni.
Di sisi lain, awak media menerima sebuah vidio yang diterima melalui pesan Whats App, yang berdurasi 0, 28 detik.
Dalam vidio itu, seorang lelaki berada di tengah kerumunan siswa yang lagi demo, memakai baju dinas tampak dari kejauhan.
Informasi yang diterima redaksi, saat demo siswa di SMP Negeri 10 itu, yang mewawancarai siswa ialah Hartono, kepala desa Agung Jaya Kecamatan Air Manjunto Kabupaten Mukomuko.
Berbekal dua vidio yang berdurasi 1,48 menit dan 0,28 detik itu, awak media meminta konfirmasi kepada Hartono, kepala desa Agung Jaya, menanyakan apakah vidio yang berdurasi 1,45 menit itu dia yang memvidiokan?, dan apakah di dalam vidio berdurasi 0,28 itu adalah kepala desa?.
Sayangnya, sejak pukul 22.00 WIB, hingga berita ini dimuat, Hartono, kepala Desa Agung Jaya hanya menjawab salam saja. Sedangkan mengenai vidio itu, kepala desa memilih bungkam untuk memberi keterangan. (mag)
