Berandapublik.com – Periode 2020 hingga 2023, total pelanggaran ASN sebanyak 676 pelanggaran Kode etik ASN. Dari 676 kasus tersebut 172 kasus merupakan pelanggaran masalah rumah tangga termasuk perselingkuhan. Perselingkuhan yang dilaporkan terjadi sesama ASN maupun di luar instansi pemerintah. Jumlahnya diyakini bisa meningkat.
Hal itu disampaikan Ketua KASN Agus Pramusinto, dalam webinar Perselingkuhan ASN, Kamis (30/8/2023).dilansir dari detik.com
“Bila mengakumulasi pengaduan sejenis yang diterima Brio SDM atau Badan Kepegawaian Daerah,” jelas Agus.
Padahal, larangan perselingkuhan ASN jelas tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1983, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS. Hal ini diutarakan Asisten KASN Pangihutan Marpaung, meski tidak secara tegas disebutkan istilah perselingkuhan.
“Melainkan hidup bersama atau melakukan hubungan sebagai suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah,” kata Marpaung.
Kenapa Orang Berselingkuh?
Psikiater Santi Yuliani SpKJ menjelaskan kaitan awal mula perselingkuhan dengan peran kerja otak. Otak yang paling berperan dalam awal mula perselingkuhan adalah area limbic system, termasuk di dalamnya amigdala, hipotalamus, hingga hippocampus lantaran berkaitan dengan pengelolaan emosi dan hasrat seksual seseorang.
“Limbic system inilah yang nati berperan dalam lust, apa sih lust? Lust adalah hasrat seksual atau desire kalau bicara perselingkuhan,” tutur dia dalam agenda yang sama.
“Hipotalamus tadi, ini memproduksi zat yg namanya dopamin, dopamin ini zat yang bikin enak semangat, gembira, euforia. Dopamin ini bagus, tapi dopamin ini juga bahaya,” sambungnya.
Dikatakan bahaya jika seseorang akhirnya memiliki ketergantungan sumber dopamin yang salah, lantaran bisa berujung adiksi. Otomatis, jika sumber dopamin adalah perselingkuhan, bukan tidak mungkin yang bersangkutan akan kecanduan melakukan tindakan tersebut.
Pasalnya, jika tidak menyadari dan menghindari dari gejalanya sedari awal, akan semakin sulit menjauhi kebiasaan ini. Saat lust diikuti, muncul ketertarikan lebih imbas hormon testosteron dan estrogen mulai bereaksi.
Kedua hormon ini dikeluarkan juga oleh bagian otak hipotalamus. Jika sudah mendominasi, desire atau keinginan akan sesuatu semakin kuat. Dalam kasus perselingkuhan, tahap ini menjadi batasan penting untuk mulai bisa melakukan pencegahan atas tindakan keliru.
“Misalnya melihat yang bening, ganteng, dalam agama, kan kita menundukkan pandangan,” sebutnya.
Apa yang Terjadi Jika Berlanjut?
“Kalau tidak bisa dikendalikan? Maka, pasti akan melakukan pengambilan keputusan yang salah, akan masuk ke dalam fase attraction.”
Di fase ini, seseorang akan semakin sulit keluar dari perselingkuhan lantaran terjadi gangguan di bagian otak yang berperan soal logika.
“Hal ini dikarenakan jika seseorang terus mengikuti keinginan yang salah, mereka tidak lagi bisa membedakan mana yang benar lantaran ada amigdala hijack,” beber dia.
“Artinya, otak yang berperan dalam logika, pengambilan keputusan, seperti disabled. Nggak bisa menentukan lagi mana yang benar dan salah, sudah tau punyanya orang tetap saja,” pungkas Santi Yuliani SpKJ.(mag)